Thomas Aquinas, Filsuf dan Teolog Paling Berpengaruh dalam Sejarah Dunia Barat

0

FILSAFAT, Bulir.id – Thomas Aquinas, lahir sekitar tahun 1225 di Roccasecca, Italia, muncul sebagai salah satu teolog dan filsuf paling berpengaruh dalam sejarah dunia Barat. Lahir dalam keluarga bangsawan Aquino, Thomas ditakdirkan untuk menjalani kehidupan rohaniwan sejak usia dini.

Meskipun keluarganya berencana agar dia bergabung dengan Ordo Benediktin, yang akan sejalan dengan ambisi politik mereka, Thomas merasakan panggilan yang berbeda dan bergabung dengan Ordo Dominikan, sebuah keputusan yang menyebabkan penculikan sementara oleh keluarganya sendiri.

Tanpa gentar, Thomas melanjutkan studinya di bawah bimbingan Albertus Magnus di Cologne dan kemudian di Paris, di mana dia akhirnya menjadi ahli teologi. Hidupnya didedikasikan untuk mengajar, menulis, dan berkhotbah, hingga kematiannya pada tanggal 7 Maret 1274, saat dalam perjalanan menuju Konsili Lyon Kedua.

Gagasan dan Kontribusi Utama

Thomas Aquinas terkenal karena memadukan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen, sebuah sintesis yang paling lengkap terwujud dalam karya utamanya, “Summa Theologica.”

Panduan komprehensif untuk doktrin Kristen ini berupaya menjelaskan iman menggunakan akal budi dan filsafat, membuatnya mudah dipahami dan dipertahankan dalam konteks ilmiah. Filsafat Aquinas dicirikan oleh penekanannya pada hukum alam, keyakinan bahwa prinsip-prinsip etika melekat dalam hakikat dunia dan dapat dipahami melalui akal budi.

Aquinas juga memberikan sumbangan penting bagi pemahaman tentang hakikat Tuhan, hubungan antara iman dan akal budi, serta kebajikan moral dan intelektual. Lima Jalannya, argumen logis tentang keberadaan Tuhan, tetap berpengaruh dalam apologetika Kristen. Lebih jauh, karya Aquinas tentang sakramen, khususnya Ekaristi, dan ajarannya tentang kebajikan dan dosa telah membentuk doktrin Katolik secara mendalam.

Karya Utama

Karya Thomas Aquinas sangat luas dan beragam, meliputi topik-topik mulai dari etika dan metafisika hingga politik dan teologi. “Summa Theologica” adalah karya utamanya, sebuah karya yang belum selesai yang secara sistematis membahas isu-isu teologis dan filosofis utama pada masanya.

“Summa Contra Gentiles” adalah karya kritis lainnya, yang dimaksudkan sebagai teks apologetika yang membela iman Kristen terhadap keberatan dari orang-orang yang tidak percaya. Aquinas juga menulis banyak komentar tentang Aristoteles, komentar Alkitab, dan risalah teologis lainnya, yang menunjukkan jangkauan dan kedalaman intelektualnya yang luas.

Pengaruh dan Warisan

Pengaruh Thomas Aquinas dalam Gereja Katolik dan sekitarnya sangat besar. Karya-karyanya menjadi landasan pendidikan dan teologi Katolik, yang membuatnya mendapat gelar Doktor Gereja. Pendekatan rasional Aquinas terhadap iman meletakkan dasar bagi Kontra-Reformasi Katolik dan terus menjadi titik acuan utama dalam apologetika Kristen dan filsafat moral. Pemikirannya tentang hukum alam juga telah memengaruhi pemikiran hukum Barat dan teori keadilan.

Fakta Menarik

Raksasa yang Lembut : Aquinas konon katanya adalah seorang yang pendiam dan rendah hati, dengan perawakan besar, sehingga ia dijuluki “Si Sapi Bodoh” oleh teman-teman sekelasnya, meskipun kecerdasannya segera membuktikan bahwa julukan itu salah kaprah.

Seorang Cendekiawan Ajaib : Legenda mengatakan bahwa Thomas Aquinas mendapat penglihatan tentang orang-orang suci dan suatu kali melayang dalam doa, pengalaman yang menanamkan rasa inspirasi ilahi pada karya ilmiahnya.

Pengaruh Abadi : Lebih dari tujuh abad setelah kematiannya, ajaran Aquinas terus dipelajari dan dihormati, mencerminkan sifat abadi wawasannya tentang iman, akal budi, dan sifat manusia.

Kesimpulan

Warisan Thomas Aquinas sebagai filsuf dan teolog tetap lestari, sintesisnya tentang akal budi dan iman menawarkan model bagi penyelidikan intelektual yang menjembatani antara yang ilahi dan yang manusiawi. Karyanya tetap menjadi mercusuar bagi mereka yang menjelajahi kompleksitas kepercayaan, etika, dan hakikat realitas.*