Tabur, BULIR.ID – Olivier Maire (60), seorang pastor Katolik sekaligus Kepala Ordo Misionaris Montfortain (SMM) di Saint-Laurent-sur-Svre, Perancis dibunuh Senin (9/8/2021). Pelakunya diduga adalah Emmanuel Abayisenga (40), seorang pria imigran yang diberi tumpangan tempat tinggal oleh korban.
Seperti dikutip dari The Guardian, terduga pelaku sedang diinterogasi oleh pihak kepolisian setelah dia mengaku membunuh pastor yang telah menawarinya sebuah rumah.
Pria yang diidentifikasi asal Rwanda tersebut mendapat tumpangan dari pastor Olivier, selagi menunggu persidangan karena tuduhan sengaja membakar Katedral Nantes pada Juli tahun lalu.
Pastor Olivier adalah kepala Ordo Misionaris Montfortain di Saint-Laurent-sur-Svre. Ia adalah pemimpin provinsi setempat dari Misionaris Montfort, sebuah kongregasi religius sedunia yang didirikan oleh St Louis-Marie Grignion de Montfort.
Catholic News Agency melaporkan, korban tewas di Saint-Laurent-sur-Sèvre, sebuah komune di departemen Vendée, Prancis barat.
Kota ini adalah rumah bagi Basilika St Louis-Marie Grignion de Montfort, tempat sang pendiri dimakamkan dan tempat Paus Yohanes Paulus II berkhotbah pada 1996.
Tersangka disebut mendatangi Kantor Polisi di Vendée, Prancis barat pada Senin pagi dan diduga mengatakan kepada petugas bahwa ia telah membunuh kepala ordo agama Katolik itu.
Petugas Mortagne-sur-Sèvre pergi ke alamat yang ditunjukkan oleh tersangka dan menemukan mayat Pastor Olivier Maire.
Abayisenga disebut menjadi sipir gereja saat menunggu persidangan kasus tuduhan sengaja membakar Katedral Nantes pada Juli tahun lalu.
Pria ini sempat ditahan tetapi dibebaskan dengan jaminan, dua bulan lalu. Pastor Olivier Maire menawarinya sebuah rumah sambil menunggu proses pengadilan.
Sebelum insiden kebakaran Nantes, Abayisenga telah ditolak izinnya untuk tetap tinggal di Prancis dan dikenai perintah pengusiran. Namun pengusiran ditunda karena ia ditangkap dalam kasus pembakaran dan ia harus menjalani proses hukum.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin, memberi perhatian pada kasus ini. Ia mencuit melalui akunnya bahwa ia sedang menuju Vendée.
Bruno Retailleau, Ketua Partai Les Républicains, memberikan penghormatan kepada Pastor Olivier Maire. “Kematiannya adalah bukti kebaikan pastor ini yang saya kenal baik dan yang kedalaman imannya saya hargai. Kematiannya adalah kehilangan besar,” cuit Retailleau bersama dengan foto imam itu.
Pembunuhan itu terjadi lima tahun setelah dua pengikut ISIS membunuh Pastor Jâcques Hamel di gerejanya di Normandia pada Juli 2016.
Polisi tidak memberikan perincian tentang bagaimana Maire terbunuh tetapi mengatakan sampai saat ini tidak ada tanda-tanda yang mengaitkan dengan terorisme.
Pastor Santino Brembilla, rekan korban, mengatakan kepada BFMV bahwa Olivier Maire adalah seorang pria dengan “spiritualitas yang dalam” dan titik acuan bagi komunitas religius Montfortain.
“Dia selalu terbuka kepada orang-orang yang perlu dibantu dan didampingi. Ini adalah tragedi bagi kami karena kami telah kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi komunitas Montfortain kami. Dia adalah orang yang sangat spiritual. Ini adalah tragedi kemanusiaan,” kata Brembilla.
Olivier Maire lahir di Besançon, Prancis timur, pada 1961 seperti ditulis surat kabar Katolik Prancis La Croix. Dia membuat profesi khusyuknya dengan Misionaris Montfort pada tahun 1986, pada usia 25 tahun, dan ditahbiskan menjadi imam pada 1990.
Olivier Maire adalah pemimpin retret yang populer.
Seorang peserta dalam retret yang ia pimpin pada 2011 menulis:”Saya menjalani minggu yang tenang dan pembaruan berkat keindahan tempat itu, kualitas momen doa, kedalaman dan kesederhanaan Olivier Maire.”
Pada 11 Oktober 2020, Maire berkhotbah dalam Misa memperingati 300 tahun Blessed Marie Louise of Jesus di Saint-Laurent-sur-Svre. Bersama de Montfort, ia mendirikan Daughters of Wisdom, sebuah kongregasi religius wanita.
Dia berkata: “Inilah yang bisa dikatakan Marie Louise kepada semua orang pagi ini: bagikan hidupmu. Jalani hidup untuk berbagi dengan orang lain, jangan sia-siakan hidupmu dengan menjalaninya sendiri, terisolasi, terlindung dari dunia, terlindung dari orang lain. Kamu harus melindungi diri dari virus tetapi tidak dari orang lain.”
“Mari kita berani duduk untuk berbagi persaudaraan, mari kita berani duduk dengan yang termiskin, terpinggirkan, dan terpinggirkan dari kemanusiaan.”