“Madah Kasih Sayang,” oleh Gerard N Bibang

0
Gerard N Bibang

MADAH KASIH SAYANG

(1)

kasih sayang menggumpalkan cinta; bukan kata yang kau pungut di suatu senja dari tepian jalan; dari puisi penyair yang tertulis di sobekan kertas kumal; dari puisi siapa saja yang atas nama cinta berkumandang ke butiran udara

bukan catatan-catatan kaki kaum ilmuwan-lah kasih sayang itu; bukan surat cinta seorang pemuda kepada perawan; bukan kata-kata asmara dari seorang pemudi kepada sang perkasa; yang jikalau kasih sayang sedemikian itu, kau bisa kapan saja mengambilnya; membawa pulang dan kau jadikan hiasan; bahkan kau jadikan komoditas untuk meraih kepentingan; untuk nafsu dan kenikmatan-kenikmatan raga

(2)

kasih sayang adalah cinta
adalah TUHAN itu sendiri
satu, kudus, tunggal tapi bersemayam di semuanya
yang tampak dan tak tampak, di sana atau di sini
tolong jangan main-mainkan cinta menjadi cemilan kesenian
menjadikannya sebatas cekakak-cekikikan
atau kau rekayasa menjadi slogan politik dan kebudayaan
kemudian dalam agama jadi khotbah
dan mazhab yang saling berbentur karena salah paham

(3)

betapa mulianya kasih sayang ini
menetap dalam dirimu sampai kau mati
di sana di keabadian, kasih sayangmu disempurnakan
di sini, kau setinggi-tinggi mencintai
hidupmu menjadi madah kasih sayang
sejauh-jauh kau berjalan hingga dinyatakan selesailah sudah

(4)

betapa ajaib kasih sayang ini
sampai-sampai kau sendiri tidak mengerti
mengapa ketika semalam batok kepalamu pecah
dipukul orang dari belakang
tatkala bangun di pagi merekah
kau telah memaafkan

(5)

dan kau tetap tersenyum
ketika kekasih menjebak dan mencuri hidupmu
kau mati suri
dunia ini penuh bara api
segala sesuatu selesailah sekarang ini
namun betapa ajaib sesudah itu
kau percaya lagi akan cintamu
betapa tiada tara besarnya kasih sayang
tak terjangkau oleh penjelasan ilmu dan kata-kata
dicacah dilukai dikhianati berulangkali
berdarah-darah dan mati beribu kali
esok terbit jadi matahari
cahaya bagi langkahmu di bumi
**(gnb:tmn aries:jkt:kamis:14.10.21)

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.