FILSAFAT, Bulir.id – Martin Heidegger, seorang filsuf Jerman abad ke-20, dikenal karena karyanya yang berpengaruh tentang filsafat teknologi. Perspektif Heidegger tentang teknologi terutama ditemukan dalam esainya “The Question Concerning Technology” (“Die Frage nach der Technik”)*, yang diterbitkan pada tahun 1954.
Dalam esai tersebut, Martin Heidegger mengeksplorasi esensi dan dampak teknologi terhadap keberadaan manusia dan mengajukan pertanyaan penting tentang perannya dalam membentuk kehidupan kita.
Heidegger mengawali dengan menantang pemahaman konvensional tentang teknologi sebagai sekadar alat untuk mencapai tujuan atau sekumpulan mesin dan gawai. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa teknologi bukan sekadar alat yang kita gunakan, tetapi cara untuk menyingkap dan memahami dunia.
Menurut Heidegger, teknologi adalah cara menyingkap atau menyembunyikan, yang menghasilkan cara tertentu untuk memahami dan berhubungan dengan dunia.
Heidegger berpendapat bahwa teknologi modern, khususnya mewujudkan cara khusus untuk menyingkapkan dunia, yang disebutnya “enframing” (Gestell). Enframing mengacu pada proses di mana segala sesuatu dipahami dan dinilai berdasarkan kegunaan dan kalkulasinya.
Dalam mode teknologi enframing, segala sesuatu menjadi “cadangan tetap” (Bestand) atau sumber daya yang akan dieksploitasi untuk tujuan manusia. Mode teknologi ini mereduksi dunia menjadi sekadar objek dan mereduksi keberadaan manusia menjadi hubungan kalkulatif dan instrumental dengan dunia.
Heidegger berpendapat bahwa cara teknologi yang membingkai ini menyebabkan hilangnya hubungan autentik kita dengan dunia dan diri kita sendiri. Hal ini mengaburkan hakikat sejati segala sesuatu dan mendorong kita untuk melihat segala sesuatu sebagai sumber daya untuk konsumsi dan kendali kita.
Ia memperingatkan bahwa cara teknologis untuk berada di dunia ini dapat menyebabkan keterasingan, hilangnya makna, dan kelupaan akan hakikat hakiki kita sebagai makhluk yang mampu tinggal dan mengalami dunia dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.
Namun, Heidegger tidak serta-merta menepis teknologi. Ia mengakui bahwa teknologi telah membawa kemajuan dan kemudahan yang signifikan, tetapi ia menyerukan pendekatan yang lebih reflektif dan bertanggung jawab terhadap teknologi.
Ia berpendapat bahwa kita perlu memulihkan cara hidup yang lebih autentik, yang selaras dengan misteri dan keajaiban dunia dan memungkinkan segala sesuatu mengungkapkan diri mereka sendiri dengan haknya sendiri. Ini memerlukan perubahan dalam pemahaman dan hubungan kita dengan teknologi, menjauh dari dominasi dan eksploitasi dunia menuju keterlibatan yang lebih reseptif dan penuh rasa hormat dengannya.
Filsafat teknologi Heidegger telah memberikan dampak yang mendalam pada diskusi filosofis dan budaya berikutnya mengenai hakikat dan dampak teknologi. Karyanya telah memengaruhi para pemikir di berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat, sosiologi, antropologi, dan studi teknologi. Karyanya terus memicu refleksi kritis tentang peran teknologi dalam kehidupan kita dan mengajak kita untuk mempertimbangkan cara-cara alternatif dalam berhubungan dengan dunia dan teknologi itu sendiri.*