SETELAH INI-46:
NAFKAH DI PADANG ILALANG
akhir-akhirnya setelah ini aku sadar bahwa bagi seorang yang sedang merindu, bentangan langit biru benar-benar sangat lapang; seluas-luas ia membentang di bawah naungan cakrawala tak terbatas; bagi cinta yang mengkristal dalam kenangan, bentangan biru itu, begitu sempit; batang-batang moleknya tampak bagai jeruji besi
balada rinduku setelah ini bagaikan orang-orang yang pergi ke padang ilalang mencari nafkah; hati mereka menyala-nyala sejak pagi; membara dalam darah dan gairah; menuju padang belantara hijau berirama semesta; menuju batas-batas lautan di seberang sana; padang ilalang adalah bahasa yang pas untuk merangkum suka dan duka dalam mencinta
balada rinduku tidak selesai di sini
di atas padang ilalang terbentang pelangi warna warni sehabis hujan sederas hujan batu
rahim bumi sudah diisi oleh air dari langit
untuk menyemai kesuburan dan menumbuhkan padi
padang ilalang berserah diri kepada curahan kaki langit
sebab sekali cinta tercurah
melumer senantiasa dalam sukma tanpa penghabisan
ya begitulah: cinta yang sudah selesai
tidak selesai di sini
SETELAH INI-47:
MABUK JARAK
oh angin malam yang mendesah
kau membuatku gerah dan gelisah
desahanmu adalah warta gamblang
tentang seorang pencinta yang mabuk jarak
ia di sini dan kekasihnya di sana
jarak terbentang di bawah langit dan gelombang menggetarkan hatinya untuk menyala
lagu nyiur melambai-lambai hanya menambahkan kualitas mabuknya
desahanmu wahai angin malam, sungguh kejam
ajaklah aku curhat, wahai angin malam
aku pernah berkata tidak berbakat membuat kekasihku jatuh cinta
ajaklah aku curhat sebelum segalanya kacau dan terlampau wouwww
andaikata kekasihku sekarang tiba-tiba di sini
ia pasti paham mengapa aku memintamu curhat, malam-malam begini.
*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.