TENTANG RIAK SAMUDERA*
(Sesirih Kapur Senja)
Derumu hilang di pekat dalam…
Kau karam sepi di lambung bumi…
Lajumu kandas di palung dalam…
Sinarmu redup di hitam tragedi…
Kau telah benam jiwa patriot pertiwi…!
Kau telah bawa mereka berlayar dalam diam abadi…!
Kau pergi usung misi maha mulia…
Hingga rebah di pusara luas tak bernama…
Kau jalan pikul amanat maha luhur…
Hingga gugur di medan bakti segala air…
Selamat jalan patriot hebat…!
Samudera tak lagi riak menunggu…
Sebab kau telah kekal berpulang…
Dermaga pun tak lagi riuh menanti…
Sebab kau telah tertidur di jauh indra…
Istri merindu dalam harap tiada berujung…
Anak memanggil dengan tangan raih tak sadar…
Sanak terisak dalam sedih yang menggenang…
Indonesia berduka dalam kenang yang tak pudar…
Pergilah karena kuat cintamu pada negeri..!
Namun pulanglah bila rindu kerabat harus terobat…!
Pergilah karena besar abdimu pada bangsa ..!
Namun kembalilah bila malam telah tiba…!
Kepadamu burung-burung camar :
Kami titip bunga-bunga duka ini…
Bawalah ke sana, ke itu tempat…!
Jatuhkan di sana agar riak samudera bisa lagi terlihat…!
Riak semangat para Pahlawan Samudera…!
(Mengenang Tragedi Kelam KRI Nanggala 402)
*Penulis: Rantho Dannie merupakan alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero. Beliau sekarang sedang menebarkan benih kebijaksanaan (staf pengajar) salah satu lembaga pendidikan di tanah Merauke-Papua.
