“Dedaunan Puspita,” Kumpulan Puisi Berseri “Setelah Ini” Gerard N Bibang

0

SETELAH INI-16:

SIAPA SANGKA

apakah yang terjadi setelah ini?
ialah kepingan-kepingan sunyi datang dan pergi
birama kehidupan asesoris jiwa
merawat cinta yang pernah sekali diucapkan

dari kepingan sunyi demi kepingan sunyi
siapa sangka aku kehilangan diri?

aku telah menemukan identitasku, wahai kekasih
aku tak pernah seutuhnya integral hanya dengan dan oleh diriku sendiri
diriku adalah jamak, yah, engkau dan aku, satu
ada-nya kita hanya niscaya oleh cinta dan kasih sayang
yang terasah oleh waktu
engkau dan aku sudah tahu

maka apakah identitasku di kala sendiri?
pertanyaan menggelitik di atas kepingan-kepingan sunyi
dan inilah jawaban dari sunyi:
‘ wahai manusia pencinta, jati-dirimu mesti dirangkai dari berbagai serpihan
yang harus diendus dalam beragam kepingan-kepingan narasi’

maka, siapa sangka aku di sini, sendiri dan sendirian?
semua salah sangka
aku tetaplah aku yang bergulir di antara kepingan-kepingan cerita
sejak saat pertama perjumpaan
tak musnah oleh prahara dan berburuk sangka
*
(gnb:jkt:mei ’21)

SETELAH INI-17:

BUMI BASAH

cinta menyata di atas jalan rindu
di atasnya kangenku memburu
setelah ini, keyakinanku bagai cadas kokoh berdiri
bahwa yang disebut cinta tidak pernah mati
biarlah kembang mengembang di bumi basah
penantianku membuahi rindu di dalam sukma

setelah ini, rindu membara tanpa penghujung
untukmu di mana pun berada
cintaku tersiar tanpa melayang ke ruang-ruang langit
seperti cahaya mentari tiada sedikitpun berhenti menyinari
*
(jkt:mei ’21)

Gerard N Bibang

SETELAH INI-18:

DEDAUNAN PUSPITA

akhirnya setelah ini aku berpasrah di bawah cahaya langit
dan diterjang arus air kali
meski dedaunan puspita menetes embun
rinduku padamu tak pernah pupus

setelah ini, di setiap ujar tanpa kataku, ada namamu
isyarat jelas rinduku mengharapkan hadirmu
engkau tiada di depan mata
cintaku bagaikan kembang yang tak layu sebelum berkembang
aku berjanji dalam sukma
sering terurai air mata
*
(jkt:Juni ’21)

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.